Pemantauan Air Asam Tambang Secara Realtime: Tantangan dan Manfaat - Ganeca Environmental Services

Pemantauan Air Asam Tambang Secara Realtime: Tantangan dan Manfaat

Mei 6, 2018


Oleh: Dr. Ir. M. Sonny Abfertiawan, S.T., M.T. (Environmental Engineer)

 

 


Industri pertambangan memiliki karakteristik lingkungan yang sangat unik dan dapat berbeda-beda di setiap lokasi penambangan (Site-Specific). Di area pertambangan dengan menerapkan metode tambang terbuka (Open Pit Mining), kondisi lingkungan sangat bergantung pada kegiatan penggalian dan penimbunan batuan penutup (overburden material) atau batuan sisa (waste rock). Kegiatan penggalian dan penimbunan dapat berpotensi merubah morfologi suatu area dengan luasan tertentu. Perubahan morfologi ini tentunya berdampak secara langsung terhadap karakteristik hidrologi karena adanya perubahan daerah tangkapan baik secara fisik maupun geokimia batuan. Selain itu, keberadaan material yang berpotensi membentuk asam (Potential Acid Forming/PAF) maupun kekeruhan tinggi atau erosi berpotensi memberikan dampak terhadap penurunan kualitas air permukaan. Perubahan baik dari aspek hidrologi maupun kualitas berpotensi terjadi secara dinamis mengikuti kemajuan kegiatan penambangan yang ada (Abfertiawan, et al., 2016). Oleh karena itu, pemantauan lingkungan menjadi salah satu kegiatan yang penting untuk dilakukan sebagai bagian dari pengelolaan lingkungan.

Karakteristik industri pertambangan (tambang terbuka) memberikan tantangan tersendiri dalam pengelolaan lingkungan khususnya pengelolaan air tambang. Pada umumnya, perusahaan pertambangan melakukan pengelolaan air tambang dengan menggunakan pendekatan daerah tangkapan hujan. Hal ini tentunya dengan mempertimbangkan kegiatan penggalian dan penimbunan yang dilakukan selama operasi penambangan. Gambar 1 menunjukkan ilustrasi pengelolaan air tambang yang umumnya dilakukan di area pertambangan dengan metode tambang terbuka. Sistem pengolahan air tambang dibangun di hilir dari daerah tangkapan yang merupakan area pertambangan sebelum dialirkan menuju ke badan air penerima.

Salah satu isu lingkungan di pertambangan yakni air asam tambang (AAT). Air asam tambang yang ditimbulkan dari kegiatan penambangan batubara maupun mineral berpotensi memiliki kualitas yang rendah. Di beberapa lokasi penambangan, pH air tambang dapat mencapai kurang dari pH 2 dengan konsentrasi logam terlarut yang relatif tinggi. Dengan karakteristik fluktuasi kualitas dan kuantitas (debit) akibat dari dinamika daerah tangkapan, maka pengelolaan air asam tambang menjadi tantangan yang besar untuk dilakukan oleh perusahaan pertambangan.

Pengolahan air asam tambang yang bersumber dari area pertambangan baik pit penambangan aktif maupun area timbunan batuan penutup dapat dilakukan dengan beberapa cara. Setidaknya terdapat dua kategori metode pengolahan yang dapat dilakukan yakni metode pengolahan aktif dan pasif. Metode aktif dilakukan dengan menambahkan bahan kimia penetral sehingga dapat menaikan pH hingga ke rentang baku mutu yakni pH 6-9. Saya akan coba mengulas metode pengolahan air asam tambang di artikel lainnya.

Gambar 1. Ilustrasi pengolahan air asam tambang di tambang terbuka batubara

Fluktuasi air asam tambang baik dari aspek kualitas maupun kuantitas menyebabkan perlunya pemantauan secara kontinyu. Pemantauan ini ditujukkan untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi pengolahan air asam tambang yang telah dilakukan. Setidaknya, upaya peningkatan performa sebagai bentuk pencegahan dapat dilakukan jika diketahui adanya permasalahan terhadap metode pengolahan yang digunakan. Upaya pemantauan air asam tambang umumnya dilakukan dengan cara yang cukup konvensional yakni dengan menggunakan indikator universal/pH Stick pada waktu tertentu (tidak lama dari setelah adanya proses netralisasi). Hal ini tentu tidak dapat memberikan informasi yang akurat terkait dengan efektivitas pengolahan air asam tambang yang telah dilakukan sehingga berpotensi menimbulkan resiko di kemudian hari. Oleh karena itu, upaya pemantauan sebagai bagian dari pengelolaan lingkungan dapat mempertimbangkan penggunaan metode yang lebih advance sehingga pengelola dapat memperoleh gambaran yang lebih utuh dan akurat terkait potensi pembentukan air asam tambang di area pertambangannya. Karakteristik area di pertambangan juga menjadi pertimbangan dalam penentuan jenis teknologi pemantauan yang dipilih sehingga teknologi tersebut dapat digunakan dalam periode yang panjang (long term durability).

Gambar 2. Pemantauan pH secara realtime (Abfertiawan, et al., 2013)

Gambar 2 menunjukan hasil pemantauan secara realtime (kontinyu) di salah satu pertambangan batubara Kalimantan Timur. Pemantauan yang dilakukan di outlet pengolahan air asam tambang tersebut dilakukan dengan meletakan sensor pH yang dapat mengukur nilai pH setiap satu jam terus menerus. Ide ini dilakukan untuk mengetahui fluktuasi kualitas yang sangat terkait dengan metode pengolahan air asam tambang. Gambar 2 tersebut menunjukkan kualitas air asam tambang cukup berfluktuatif sehingga perlu dilakukan upaya-upaya baik pencegahan maupun perubahan metode pengolahan air asam tambang. Perusahaan pertambangan dapat memeprtimbangkan untuk menggunakan metode pemantauan yang lebih advance agar dapat mengetahui perkembangan pengelolaan air asam tambang yang telah dilakukan. Hal ini juga dinilai penting sehingga perusahaan dapat memiliki data yang lebih akurat untuk dipertanggungjawabkan kepada pemerintah.

 

Marilah Kita Bentuk Masa Depan Bersama-sama

Raih kemungkinan tak terbatas.

Chat WhatsApp
1
Need Help?
If you have any questions about the services we provide do not hesitate to contact us. We try and respond to all queries and comments within 24 hours.